Gedung Tertinggi Kedua di Dunia, Puncak Merdeka 118 Terinspirasi Proklamator Malaysia
Pembangunan gedung Merdeka 118 di Kuala Lumpur, Malaysia, sudah hampir rampung seluruhnya. Hingga saat ini, pengerjaan gedung yang akan menjadi pencakar langit tertinggi kedua di dunia itu dilaporkan sudah mencapai 85 persen.
Struktur yang akan menjadi gedung tersebut dirancang oleh arsitek Australia, Fender Katsalidis, dengan menampilkan campuran fasad kaca segitiga untuk melambangkan keragaman budaya Malaysia.
Dilansir dari constructionreviewonline.com, bangunan baja dan kaca tersebut memiliki puncak menara yang terinspirasi dan menyerupai siluet unik Bapak Proklamator Malaysia, Tunku Abdul Rahman, yang sedang meneriakkan kata “Merdeka!”.

Kelongsong atau pembalut bangunan akan mencakup 114.000 meter persegi kaca, 18.144 buah panel, dan 1.600 ton ektrusi bingkai jendela.
Untuk menambah keindahannya, Merdeka 118 juga akan dilengkapi dengan strip lampu LED sepanjang 8,4 kilometer yang akan menyala secara bertahap dan berpindah ke berbagai sudut pada malam hari.
Dengan mempekerjakan Perusahaan Desain dan Teknik Lingkungan Neapoli Group, gedung ini mencapai peringkat platinum dengan tiga badan sertifikasi, yaitu Green Building Index, GreenRE, dan Leadership in Energy and Environmental Design (LEED).
Sementara itu, dilansir dari designboom.com, Merdeka 118 berdiri di lokasi tempat kemerdekaan Malaysia dideklarasikan pada 31 Agustus 1957, di kawasan Stadium Merdeka, Kuala Lumpur.
Dengan 118 lantai, gedung ini menjulang 678,9 meter, dengan luas lantai yang mencakup lebih dari 287,9 meter persegi, dan ruang kantor seluas 157,9 meter.
Nantinya, Merdeka 118 akan digunakan sebagai tujuan wisata baru utama di Malaysia. Tidak hanya itu, menara ini juga disebut sebagai gedung pencakar langit serbaguna karena bisa menjadi hotel, ritel, perumahan, taman hyatt Kuala Lumpur, dan tempat observasi ketinggian ganda paling tinggi di Asia Tenggara.
Berada di dalam taman air linier seluas empat hektar dan dilengkapi dengan ruang terbuka publik karya arsitek lanskap Sasaki dari Boston, area publik yang tersedia di Merdeka 118 dimaksudkan untuk menjadi tempat rekreasi bebas mobil.
Area publik tersebut sekaligus berguna untuk mempromosikan interaksi komunitas yang dinamis dari segala usia dan latar belakang di Malaysia.
Proyek yang terhitung telah berjalan selama 5 tahun sejak peletakan batu pertamanya itu diperkirakan akan rampung pengerjaannya pada akhir 2022.
“Selain itu, pencapaian menciptakan gedung tertinggi kedua di dunia merayakan tahun-tahun perencanaan, pemecahan masalah, kolaborasi, dan upaya manusia yang diperlukan untuk mewujudkan gedung dengan kompleksitas ini,” ujar Katsalidis.
dilansir dari: kompas.com